Cut Nyak Meutia, Mujahidah dari Serambi Makkah (2)
Cut Nyak Meutia (ilustrasi).
Menginjak dewasa, sang mujahidah pun menikah dengan seorang pejuang Aceh bernama Teuku Muhammad yang dikenal dengan panggilanTeuku Cik Tunong.
Semangat perlawanan rakyat Aceh untuk mengusir penjajah terus berkobar. Cut Nyak Meutia tak bisa tinggal diam. Ia bersama sang suami, Teuku Cik Tunon, langsung memimpin perang di wilayah Pasai.
Perang rakyat Aceh terhadap Belanja yang terjadi pada 1900 itu telah menelan korban jiwa yang begitu banyak, baik dari Aceh maupun Belanda.
Mendapat perlawanan yang kian sengit, kolonial Belanda menambah persenjataannya. Cut Nyak Meutia pun harus memutar otak untuk menghadapi pasukan Belanja dengan senjata yang mutakhir.
Bersama suaminya, ia memimpin perang gerilya. Berkali-kali pasukannya berhasil mencegat patroli pasukan Belanda. Bahkan, mereka pun sempat menggempur markas pasukan Belanda di Idie.
Perlawanan yang dikobarkan Cut Nyak Meutia bersama sang suami terus membakar semangat rakyat Aceh. Belanda pun mulai keteteran. Beragam upaya dilakukan untuk menghentikan bara perlawanan yang terus dikobarkan Cut Nyak Meutia bersama sang suami dan rakyat Aceh. Penjajah sempat membujuk keluarga Cut Nyak Meutia agar menghentikan perlawanan.
Semua upaya Belanda itu gagal. Tak ada kata tunduk terhadap penjajah kafir bagi Cut Nyak Meutia. Tanpa mengenal rasa takut, Cut Nyak Meutia bersama suaminya terus menggerakkan perlawanan.
republika
Tiada ulasan:
Catat Ulasan