Ikhwanul Muslimin: Pembangkang yang melakukan sabotaj
Isnin, 17 Disember 2012,
Warga Mesir pendukung Presiden Muhammad Mursi
memberikan dukungannya dalam aksi unjuk rasa di Rabaa El Adaweya di
Kairo, Ahad (9/12). (Reuters)
KAHERAH -- Juru bicara Ikhwanul Muslimin,
Mahmoud Ghozlan membantah tuduhan kelompok HAM bahwa pengumuman hasil
referendum dilakukan atas dasar motif politik untuk mempengaruhi orang awam.
Menurutnya, kelompok oposisi yang harus dipertanyakan karena pihak penyokong mereka. "Organisasi-organisasi ini didanai oleh negara-negara barat. Sama seperti orang barat membenci Islam, begitu juga kelompok-kelompok ini, mereka sekular dan mereka membenci Islam serta memiliki agenda asing," tutur Ghozlan, seperti dikutip the Associated Press.
Ghozlan juga mengatakan, oposisi juga melakukan pelanggaran pemungutan suara, kampanye di TPS yang melawan referendum. Ghozlan mengatakan, kelompoknya akan mengajukan keluhan untuk komisi referendum.
Tingkat partisipasi secara tidak resmi diperkirakan sekitar 32 peratus. Akan tetapi, Ikhwanul Muslimin mengklaim konstitusi itu menuju ke arah persetujuan.
Dilansir dari Al Jazeera, Isnin(17/12), Ikhwanul Muslimin mengklaim penghitungan kelompok menunjukkan bahwa 56,5 persen pemilih telah mendukung konstitusi. Sementara 43 persen memberikan suara 'tidak'. Jumlah tersebut didasarkan pada kompilasi setiap individu di TPS.
Dalam pemilu sebelumnya, perhitungan IM ini telah terbukti sebagian besar akurat. Kepala komisi referendum mengatakan, hasil resmi akan diumumkan setelah putaran referendum kedua dan terakhir yang dijadwalkan untuk Sabtu (22/12) depan. Putaran kedua referendum akan diadakan di 17 negeri
Menurutnya, kelompok oposisi yang harus dipertanyakan karena pihak penyokong mereka. "Organisasi-organisasi ini didanai oleh negara-negara barat. Sama seperti orang barat membenci Islam, begitu juga kelompok-kelompok ini, mereka sekular dan mereka membenci Islam serta memiliki agenda asing," tutur Ghozlan, seperti dikutip the Associated Press.
Ghozlan juga mengatakan, oposisi juga melakukan pelanggaran pemungutan suara, kampanye di TPS yang melawan referendum. Ghozlan mengatakan, kelompoknya akan mengajukan keluhan untuk komisi referendum.
Tingkat partisipasi secara tidak resmi diperkirakan sekitar 32 peratus. Akan tetapi, Ikhwanul Muslimin mengklaim konstitusi itu menuju ke arah persetujuan.
Dilansir dari Al Jazeera, Isnin(17/12), Ikhwanul Muslimin mengklaim penghitungan kelompok menunjukkan bahwa 56,5 persen pemilih telah mendukung konstitusi. Sementara 43 persen memberikan suara 'tidak'. Jumlah tersebut didasarkan pada kompilasi setiap individu di TPS.
Dalam pemilu sebelumnya, perhitungan IM ini telah terbukti sebagian besar akurat. Kepala komisi referendum mengatakan, hasil resmi akan diumumkan setelah putaran referendum kedua dan terakhir yang dijadwalkan untuk Sabtu (22/12) depan. Putaran kedua referendum akan diadakan di 17 negeri
Tiada ulasan:
Catat Ulasan