Keutamaan Memuliakan Ulama (1)
Ilustrasi
Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk menghormati dan memuliakan para ulama. Bahkan, satu dari tiga hal yang dikhawatirkan Nabi Muhammad SAW adalah umat Islam akan menelantarkan dan tak mempedulikan alim ulama.
Kekhawatiran Rasulullah SAW itu tampaknya sudah mulai terjadi. Tak sedikit umat yang mulai mengabaikan, melecehkan, menghina dan menentang alim ulama.
Betapa tidak. Tak sedikit orang yang memperolok-olok dan mentertawakan fatwa-fatwa para ulama. Padahal, sesungguhnya, fatwa itu ditetapkan untuk melindungi kehidupan umat.
''Menurut ajaran Islam, perbuatan seperti itu sangat berbahaya,'' kata Maulana Muhammad Zakariya Al-Kandahlawi dalam kitabnya, “Himpunan Fadilah Amal”.
Diakuinya, dalam setiap kalangan selalu ada yang baik dan buruk. Begitu pula di kalangan ulama. Syekh Al-Kandahlawi menegaskan, ulama yang baik lebih banyak dibandingkan ulama yang buruk.
Lalu bagaimana membedakan ulama suu' (buruk) dengan ulama rasyad (diberi petunjuk)? Menurut Syekh Al-Kandahlawi, tak ada batasan tertentu dalam hal ini. Untuk itu, ada dua hal yang perlu diperhatikan umat terkait masalah ini.
Pertama, jika seorang ulama belum dipastikan sebagai ulama suu', jangan sekali-kali kita membuat keputusan apa pun terhadapnya.
Kedua, jika hanya karena berprasangka buruk bahwa si pembicara adalah ulama suu', janganlah sekali-kali membantah ucapannya begitu saja tanpa diselidiki terlebih dahulu, karena sikap seperti itu merupakan kezaliman.
Sumber republika
Tiada ulasan:
Catat Ulasan