Sabtu, 11 Ogos 2012

Foto-foto delegasi Turki saat mengunjungi kem pelarian Muslim Rohingya di Arakan


Ahad, 13 Ogos 2012
1 / 29
 

ARAKAN - Turki mengirim beberapa delegasinya ke Myanmar untuk urusan diplomatik dan terkhusus untuk berkunjung ke negara bagian Arakan, di mana Muslim mengalami penderitaan yang sangat parah.
Menteri Luar Negeri Ahmet Davutoğlu dan istri Perdana Menteri Recep Tayyip Erdoğan, Emine Erdoğan, bersama puterinya dan tim bantuan kemanusiaan dilaporkan bertolak dari Turki ke Myanmar pada hari Rabu (8/8/2012). 
Rombongan delegasi Turki tersebut bermaksud untuk melihat kondisi Muslim Rohingya di kamp pengungsian dan memberikan bantuan makanan kepada mereka. Menurut laporan, salah satu tim bantuan kemanusiaan Turki telah menyiapkan bantuan untuk sekitar 1.500 orang selama satu bulan.
Tiba di salah satu kamp pengungsian Muslim di Arakan, rombongan delegasi dan tim bantuan kemanusiaan Turki disambut dengan gembira oleh kaum Muslimin dengan salam, ketika mereka berbaris di sepanjang jalan untuk melihat delegasi internasional itu datang kepada mereka. Tangis sedih dan bahagia Muslim Rohingya bercampur ketika rombongan tersebut datang dan bertemu dengan mereka di tempat yang ketika itu diguyur hujan.
Beberapa Muslim berkesempatan untuk berbicara dengan Davutoğlu dan Emine, meski tak dapat berbicara bahasa Inggris, mereka mencoba mengungkapkan atas apa yang mereka alami selama ini. Berharap bantuan tidak terputus pada hari itu saja. Salah seorang pengungsi mengatakan kepada Davutoğlu dan Emine, sambil menangis, bahwa Muslim mengalami penindasan dan membutuhkan pertolongan.
Emine, tak kuasa menahan air matanya, Emine menangis ketika melihat kondisi Muslim Rohingya yang sangat memilukan.
Muslim Rohingya hampir selalu menangis ketika ditanya apa yang terjadi terhadap mereka. Siapa yang tidak sedih sanak keluarga dibantai dan rumah habis terbakar, siapa yang tidak sedih ketika tak diterima dengan baik di negara-negara dunia, padahal bumi ini milik Allah, siapa yang tidak sedih ketika hidup di tanah kelahiran tapi dianggap penjajah hanya karena beda agama, kulit dan budaya? Sudah terlalu banyak bukti yang tak dapat dielakkan, bahwa Muslim Rohingya benar-benar dalam kondisi kritis akibat kekejaman yang mereka dapatkan selama ini.


Tiada ulasan:

Catat Ulasan