Sabtu, 17 Disember 2011

Erdogan Melawan Presiden Perancis Sarkozy

 

 

Sabtu, 17 Disember 2011
Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan Turki akan membalas dengan segala cara, jika senat Prancis menyetujui RUU, yang menyebutkan tindakan genosida (pembantaian) terhadap bangsa Armenia pada era Ottoman, yang terjadi tahun 1915.
"Saya ingin menegaskan kembali bahwa kami akan menggunakan segala cara diplomatik untuk melawan bias yang tidak adil itu, dan merupakan sebuah pelanggaran hukum," kata Erdogan kepada wartawan dalam konferensi pers bersama dengan Mustafa Abdel Jalil, kepala Dewan Nasional Transisi Libya.
RUU diatur akan diperdebatkan oleh Senat Prancis minggu depan. Erdogan mengirim surat kepada Presiden Prancis, Sarkozy, pekan ini, dan memperingatkan tentang dampak dari persetujuan RUU pada hubungan bilateral.
"Saya memperingatkan kepada Presiden Sarkozy bahwa RUU itu akan menyebabkan kerusakan hubungan bilateral yang tidak dapat diperbaiki untuk hubungan kita. Tidak ada kebaikan bagi siapa pun dalam hal ini," kata Erdogan.
Sebuah RUU yang sama - yang diajukan oleh Partai Sosialis - disetujui pada tahun 2006 oleh majelis rendah Prancis, tapi ditolak Senat untuk memperdebatkan RUU itu, Mei lalu.
"Tidak ada seorang sejarawan, politisi yang bisa mengklaim bahwa genosida telah terjadi dalam sejarah kita. Mereka yang menuduh adanya genosida harus berbalik dan melihat sejarah mereka sendiri yang kotor," kata Erdogan.
Sumber-sumber diplomatik yang dekat dengan masalah itu kepada kantor berita Turki, Anadolu bahwa RUU itu mendapat dukungan dari Presiden Prancis Nicolas Sarkozy yang baru saja melakukan kunjungan ke ibukota Yerevan, Armenia, Oktober lalu menjelang pemilihan presiden tahun depan.
Kementerian Luar Negeri Turki telah menolak isu tentang genosida terhadap bangsa Armenia oleh Khalifah Othoman, dan menjadi bahan kampanye pra-pemilu. "Saya berharap bahwa parlemen Perancis akan menghindari membuat kesalahan besar dengan mendistorsi dan memutar sejarah dan menghukum mereka yang menolak kebohongan sejarah," kata Erdogan.
Perancis memainkan 'kartu" genosida yang dilakukan oleh Khalifah Othoman, di tahun l915, dan menjadikan isu kampanye dalam pemilu. Hal ini, juga dilakukan oleh lobby Yahudi dan Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu, yang mengangkat kasus genoside terhadap bangsa Armenia, yang bertujuan politik, menekan Tukri.
sumber
eramuslim

Tiada ulasan:

Catat Ulasan