Lima Penyakit Ummat Islam Indonesia
Oleh Syaripudin Zuhri
Indonesia negara yang majoriti Islam terbesar di dunia, masih saja terseok-seok untuk mengalami kemajuan, kebangkitan dan lebih lebih unggul dibandingkan negara-negara lainnnya yang masih juga berkembang.
Indonesia negara yang majoriti penduduk muslimnya terbesar di seluruh dunia bisa-bisa akan mengalami penurunan secara prosentase setiap tahunya atau dalam satu dua dekad sebelum tahun 2000 dan dua atau tiga dekad setelah tahun 2010 mendatang, bila tidak dijaga keimanan ummat Islam.
Islam diserang bukan dengan senjata di Indonesia, Islam di Indonesia dihancurkan dengan kebudayaan Barat yang merusak generasi muda, kehidupan yang serba bebas, free sex yang bukanlah lagi perlu ditutupi, bahkan diumbar, narkoba, musik hingar bingar, generasi funk dan lain sebagainya telah menggeser nilai-nilai Islam dan nilai-nilai Iman.
Sedikit demi sedikit ummat Islam tergerus keimananya dan sedikit demi sedikit mereka tak lagi membedakan mana Islam dan mana yang bukan Islam, dan yang repot dikiranya Islam itu sama dengan agama yang lain. Islam ya Islam yang mengumandangkan kalimat dua syahadat, beda dengan agama yang lainnya!
Moraliti sesama manusia memang mengajarkan kebaikan, tapi bila ummat Islam ke luar dari agamanya, tak ada nama lain kecuali murtad dan kemurtadan itu semakin banyak dan berbanding terbalik dengan negara-negara di Eropa dan Amerika yang semakin banyak menjadi mualap, masuk Islam! Lalu bagaimana hubungan dengan Indonesia?
Bicara Islam sama dengan bicara Indonesia, kemajuan Indonesia berarti memajukan ummat Islam, Indonesia maju Islampun ototmatis maju, karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah orang Islam!
Mengapa negara besar seperti negara kita, Indonesia, belum bisa maju-maju deperti negara-negara di Eropa atau AS?
Oke, jangan jauh-jauh membandingkannya, tak usah ke Eropa, apa lagi dibandingkan dengan AS, itu tak adil, karena membandingkan dengan sesuatu yang tidak sama dan tak sebanding, karena Eropa dan AS adalah negara-negara maju, sedangkan Indonesia masih termasuk negara berkembang, jadi agar adil ya dibandingkannya dengan negara berkembang lainnya, yang paling mudah dibandingkannya dengan Singapur dan Malaysia.
Kalau dengan Singapupun sebenarnya masih tak sebanding, karena dengan Singapur yang penduduknya lebih kurang 2 jutaan, itu mudah mengurusnya, karena baru setingkat seperlimanya penduduk DKI Jakarta, enteng!
Siapapun presidenya, ngurus Singapura, cincai, mudah! Nah dengan Malaysia ini masih lebih baik sedikit, tapi dengan Malaysiapun kalau dibandingkan penduduknya seperempat penduduk kita, Indonesia!
Tapi sudahlah, karena kalau dilihat penduduk India dan Cina, yang penduduknya lebih banyak 5x dan 6x penduduk Indonesia toh bisa maju pesat, jadi ternyata bukan masalah jumlah penduduknya, namun pada sumber daya manusianya.
Mari kita lihat, ternyata penduduk Indonesia yang menempati urutan penduduk ke empat, setelah Cina, India da AS belum jaminan menjadi negara yang cepat maju, ada beberapa penyakit yang menghinggapi masyarakat Indonesia secara umum, yang bisa disebut penyakit K5( kuman, kumal, kudis, kurap, dan kutil), oke kita mulai.
Pertama K1, kuman yaitu kurang iman, penyakit ini hampir menyeluruh terutama para pemegang kunci-kunci jabatan strategis di kantir-kantor pemerintah, sehingga munculah “tikus- tikus’ yang menggeragoti uang negara dari tingkat menteri atau pejabat-pejabat tinggi negara sampai tingkat pejabat kelas paling terendah.
Para pejabat yang berjas dan berdasi itu karena kurang imannya, menyebabkan mudah sekali memanipulasi anggaran hingga kwitansi-kwitansi “bodong”, apapun caranya karean memang orang-orang pinter, tapi tidak jujur, lahirlah koruptor-koruptor kelas-kelas kakap, yang “menilap” dana rakyat, tapi tak dapat di”endus” oleh KPK !
Kedua K2, kumal adalah penyakit hati, kurang malu, ya tak malu untuk korupsi, tak malu menggunakan uang rakyat, tak malu berkoar-koar dan ribut, bahkan saling mencaci maki dengan sesama partai, sesama anggota dewan dihadapan jutaan penoton TV bahkan bisa ratusan juta menontonya via Yuo Tube! Tak malu sesama rekan saling bermusuhan, tak malu sesama muslim saing menjatuhkan satu sama lain, tak malu sesama muslim saling menghina satu sama lain.
Kurang malu atau tak punya rasa malu menjadi koruptor, bahwa dengan menjadi koruptor mereka telah mencoreng namanya sendiri, nama keluarga, nama baik masyarakat disekitarnya dan lain sebagainya,. Para koruptor itu ketika korupsi itu sebenarnya sedang melemparkan kotaran ke muka sendiri, bukan oleh orang lain yang melemparinya, jadi karena tak ada rasa malu, hanya gengsi kalau menjadi pejabat jalan kaki, misalnya, maka untuk menaikan gengsinya, jadilah koruptor!
Ketiga K3, kudis ini penyakit yang paling banyak menghinggapi masyarakat Indonesia, kurang disiplin. Apa buktinya masyarakat Indonesia kebanyakan kurang disiplin, kudis? Anda bisa lihat saja sendiri, yang paling anyar, ya ketika ada antrian membeli tiket pertandingan sepak bola samapai ada yang mati terinjak-injak! Coba itu terlalu namanya, masa untuk membeli sebuah tiket yang harnya tak seberapa harus sampai ada nyawa yang melayang, ini tidak akan terjadi kalau masyakat kita, tidak punya penyakit kudis tadi, kurang disiplin!
Padahal kalau mereka disiplin, antri malahan menjadi enak, lancar dan tidak sradak-sruduk! Antri bisa santai, sambil duduk-duduk atau berdiri dengan enjoy, karena tak ada yang berani melanggar haknya, yang datang duluan ya baris di depan, yang belakangan ya dibelakang, begitu seterusya. Pertanyaan yang diajukan pengantri” Siapa yang paling akhir?” disitulah dia ikut barisan, dan ditaati, itu contih gaya antri di Rusia.
Keempat K4, kurap adalah kurang rapih, nah penyakit ini juga sering menghinggapi masyarkat Indonesia, ya lihat saja di mana-mana sering anda melihat corat coret yang tidak karuan, di bus kota, kereta, tembok-tembok dan lain lain.
Dan bukan hanya kurang rapih, tapi malahan cenderung kotor, lihat saja ke WC umum! Itu paling mudah melihat masyarakat kita, Indonesia, di setiap WC umum, baik yang di bandara-bandara, di terminal-terminal, di stasiun-stasiun KA dan seterusnya banyak sekali kita temukan sesuatu yang mestinya bersih dan rapi!
Terutama di bandara yang menjadi “pintu gerbangnya” tanah air kita, anda bisa lihat di sana!
Kelima K5, kutil ini penyakit yang membuat repot juga, kurang teliti! Bayangkan saja, koruptor yang jelas-jelas dicekal, kok bisa kabur ke luar negeri. Anda bisa bayangkan si gayus yang menjadi tahanan dan jelas-jelas ada di penjara, kok bisa jalan-jalan ke luar negari, bisa nonton pertandingan tenis segala!
Banyak koruptor yang bisa bebas dari pengadilan dengan alasan sakit, ya karena kurang teliti si koruptor bisa sampai berobat ke luar negeri, lantas tak kembali!
Penyakit kurang teliti bisa timbul kalau sudah melihat atau mendapat sogokan, maka ketelitian tadi akan hilang lenyap di telan bumi! Maka petugas-petugas yang tadinya teliti, cermat dan lain sebagainya, akhirnya “tutup mata” dan bebaslah para koruptor itu” lenggang kangkung” besas dari jeratan hukum!
Nah itulah penyakit K5 yang telah menghinggapi sebagian besar masyarakat atau pejabat-pejabat Indonesia, tidak semuanya memang, banyak pejabat-pejabat tinggi di negara kita yang masih bersih dari penyakit K5 tersebut, hanya saja pejabat yang bebas dari penyakit K5 ini tak terlihat di permukaan!
Semoga dengan adanya pimpinan KPK yang baru penyakit K5 yang menghinggapi para pejabat-pejabat negara dapat diberantas habis, bila tak 100% paling tidak ada efek jera yang yang dibuat KPK, agar negara ini bebas dari koruptor dari kelas paus, kelas kakap sampai kelas teri!
Sedangkan buat masyarakat Indonesia semoga juga bebas dari penyakit K5 ini, agar kemajuan bangsa Indonesia segera tercapai dalam jangka pendek! Oke semoga kita semuanya bebas dari penyakit K5 ini, kalau tidak bisa sekaligus ya perlahan-lahan kita kikis satu demi satu penyakit tersebut, dari K1 dulu terus sampai nantinya ke K5. Atau anda mau tambahkan jenis penyakit yang lain, silahkan! Oya, solusi bebas dari penyakit K5, di mulai dari diri kita masing-masing.
Kapan mulainya? Sekarang juga, saat ini juga tak perlu di tunda-tunda untuk memberantas penyakit K5, terutama yang kurang disiplin, kudis! Karena penyakit kudis inilah yang menyebabkan ummat Islam terpuruk, tak maju-maju!
Namun yang lebih memprihatinkan adalah kuman, kurang iman, karena penyakit yang satu ini menyebabkan orang mudah bergonta-ganti agama, agama seperti pakaian yang mudah lepas dan itu memang sengaja dihembuskan oleh pihak lain dengan mengatakana “semua agama adalah sama”.
Padahal pernyataan tersebut sangat menjebak, kalau agama Islam sama dengan agama lain, buat apa ada Al qur’an, buat apa diutus nabi Muhammad SAW? Jadi hatilah-hatilah dengan penyataaan semua agama adalah sama, itu jebakan!
sumber:eramuslim
Indonesia negara yang majoriti Islam terbesar di dunia, masih saja terseok-seok untuk mengalami kemajuan, kebangkitan dan lebih lebih unggul dibandingkan negara-negara lainnnya yang masih juga berkembang.
Indonesia negara yang majoriti penduduk muslimnya terbesar di seluruh dunia bisa-bisa akan mengalami penurunan secara prosentase setiap tahunya atau dalam satu dua dekad sebelum tahun 2000 dan dua atau tiga dekad setelah tahun 2010 mendatang, bila tidak dijaga keimanan ummat Islam.
Islam diserang bukan dengan senjata di Indonesia, Islam di Indonesia dihancurkan dengan kebudayaan Barat yang merusak generasi muda, kehidupan yang serba bebas, free sex yang bukanlah lagi perlu ditutupi, bahkan diumbar, narkoba, musik hingar bingar, generasi funk dan lain sebagainya telah menggeser nilai-nilai Islam dan nilai-nilai Iman.
Sedikit demi sedikit ummat Islam tergerus keimananya dan sedikit demi sedikit mereka tak lagi membedakan mana Islam dan mana yang bukan Islam, dan yang repot dikiranya Islam itu sama dengan agama yang lain. Islam ya Islam yang mengumandangkan kalimat dua syahadat, beda dengan agama yang lainnya!
Moraliti sesama manusia memang mengajarkan kebaikan, tapi bila ummat Islam ke luar dari agamanya, tak ada nama lain kecuali murtad dan kemurtadan itu semakin banyak dan berbanding terbalik dengan negara-negara di Eropa dan Amerika yang semakin banyak menjadi mualap, masuk Islam! Lalu bagaimana hubungan dengan Indonesia?
Bicara Islam sama dengan bicara Indonesia, kemajuan Indonesia berarti memajukan ummat Islam, Indonesia maju Islampun ototmatis maju, karena sebagian besar penduduk Indonesia adalah orang Islam!
Mengapa negara besar seperti negara kita, Indonesia, belum bisa maju-maju deperti negara-negara di Eropa atau AS?
Oke, jangan jauh-jauh membandingkannya, tak usah ke Eropa, apa lagi dibandingkan dengan AS, itu tak adil, karena membandingkan dengan sesuatu yang tidak sama dan tak sebanding, karena Eropa dan AS adalah negara-negara maju, sedangkan Indonesia masih termasuk negara berkembang, jadi agar adil ya dibandingkannya dengan negara berkembang lainnya, yang paling mudah dibandingkannya dengan Singapur dan Malaysia.
Kalau dengan Singapupun sebenarnya masih tak sebanding, karena dengan Singapur yang penduduknya lebih kurang 2 jutaan, itu mudah mengurusnya, karena baru setingkat seperlimanya penduduk DKI Jakarta, enteng!
Siapapun presidenya, ngurus Singapura, cincai, mudah! Nah dengan Malaysia ini masih lebih baik sedikit, tapi dengan Malaysiapun kalau dibandingkan penduduknya seperempat penduduk kita, Indonesia!
Tapi sudahlah, karena kalau dilihat penduduk India dan Cina, yang penduduknya lebih banyak 5x dan 6x penduduk Indonesia toh bisa maju pesat, jadi ternyata bukan masalah jumlah penduduknya, namun pada sumber daya manusianya.
Mari kita lihat, ternyata penduduk Indonesia yang menempati urutan penduduk ke empat, setelah Cina, India da AS belum jaminan menjadi negara yang cepat maju, ada beberapa penyakit yang menghinggapi masyarakat Indonesia secara umum, yang bisa disebut penyakit K5( kuman, kumal, kudis, kurap, dan kutil), oke kita mulai.
Pertama K1, kuman yaitu kurang iman, penyakit ini hampir menyeluruh terutama para pemegang kunci-kunci jabatan strategis di kantir-kantor pemerintah, sehingga munculah “tikus- tikus’ yang menggeragoti uang negara dari tingkat menteri atau pejabat-pejabat tinggi negara sampai tingkat pejabat kelas paling terendah.
Para pejabat yang berjas dan berdasi itu karena kurang imannya, menyebabkan mudah sekali memanipulasi anggaran hingga kwitansi-kwitansi “bodong”, apapun caranya karean memang orang-orang pinter, tapi tidak jujur, lahirlah koruptor-koruptor kelas-kelas kakap, yang “menilap” dana rakyat, tapi tak dapat di”endus” oleh KPK !
Kedua K2, kumal adalah penyakit hati, kurang malu, ya tak malu untuk korupsi, tak malu menggunakan uang rakyat, tak malu berkoar-koar dan ribut, bahkan saling mencaci maki dengan sesama partai, sesama anggota dewan dihadapan jutaan penoton TV bahkan bisa ratusan juta menontonya via Yuo Tube! Tak malu sesama rekan saling bermusuhan, tak malu sesama muslim saing menjatuhkan satu sama lain, tak malu sesama muslim saling menghina satu sama lain.
Kurang malu atau tak punya rasa malu menjadi koruptor, bahwa dengan menjadi koruptor mereka telah mencoreng namanya sendiri, nama keluarga, nama baik masyarakat disekitarnya dan lain sebagainya,. Para koruptor itu ketika korupsi itu sebenarnya sedang melemparkan kotaran ke muka sendiri, bukan oleh orang lain yang melemparinya, jadi karena tak ada rasa malu, hanya gengsi kalau menjadi pejabat jalan kaki, misalnya, maka untuk menaikan gengsinya, jadilah koruptor!
Ketiga K3, kudis ini penyakit yang paling banyak menghinggapi masyarakat Indonesia, kurang disiplin. Apa buktinya masyarakat Indonesia kebanyakan kurang disiplin, kudis? Anda bisa lihat saja sendiri, yang paling anyar, ya ketika ada antrian membeli tiket pertandingan sepak bola samapai ada yang mati terinjak-injak! Coba itu terlalu namanya, masa untuk membeli sebuah tiket yang harnya tak seberapa harus sampai ada nyawa yang melayang, ini tidak akan terjadi kalau masyakat kita, tidak punya penyakit kudis tadi, kurang disiplin!
Padahal kalau mereka disiplin, antri malahan menjadi enak, lancar dan tidak sradak-sruduk! Antri bisa santai, sambil duduk-duduk atau berdiri dengan enjoy, karena tak ada yang berani melanggar haknya, yang datang duluan ya baris di depan, yang belakangan ya dibelakang, begitu seterusya. Pertanyaan yang diajukan pengantri” Siapa yang paling akhir?” disitulah dia ikut barisan, dan ditaati, itu contih gaya antri di Rusia.
Keempat K4, kurap adalah kurang rapih, nah penyakit ini juga sering menghinggapi masyarkat Indonesia, ya lihat saja di mana-mana sering anda melihat corat coret yang tidak karuan, di bus kota, kereta, tembok-tembok dan lain lain.
Dan bukan hanya kurang rapih, tapi malahan cenderung kotor, lihat saja ke WC umum! Itu paling mudah melihat masyarakat kita, Indonesia, di setiap WC umum, baik yang di bandara-bandara, di terminal-terminal, di stasiun-stasiun KA dan seterusnya banyak sekali kita temukan sesuatu yang mestinya bersih dan rapi!
Terutama di bandara yang menjadi “pintu gerbangnya” tanah air kita, anda bisa lihat di sana!
Kelima K5, kutil ini penyakit yang membuat repot juga, kurang teliti! Bayangkan saja, koruptor yang jelas-jelas dicekal, kok bisa kabur ke luar negeri. Anda bisa bayangkan si gayus yang menjadi tahanan dan jelas-jelas ada di penjara, kok bisa jalan-jalan ke luar negari, bisa nonton pertandingan tenis segala!
Banyak koruptor yang bisa bebas dari pengadilan dengan alasan sakit, ya karena kurang teliti si koruptor bisa sampai berobat ke luar negeri, lantas tak kembali!
Penyakit kurang teliti bisa timbul kalau sudah melihat atau mendapat sogokan, maka ketelitian tadi akan hilang lenyap di telan bumi! Maka petugas-petugas yang tadinya teliti, cermat dan lain sebagainya, akhirnya “tutup mata” dan bebaslah para koruptor itu” lenggang kangkung” besas dari jeratan hukum!
Nah itulah penyakit K5 yang telah menghinggapi sebagian besar masyarakat atau pejabat-pejabat Indonesia, tidak semuanya memang, banyak pejabat-pejabat tinggi di negara kita yang masih bersih dari penyakit K5 tersebut, hanya saja pejabat yang bebas dari penyakit K5 ini tak terlihat di permukaan!
Semoga dengan adanya pimpinan KPK yang baru penyakit K5 yang menghinggapi para pejabat-pejabat negara dapat diberantas habis, bila tak 100% paling tidak ada efek jera yang yang dibuat KPK, agar negara ini bebas dari koruptor dari kelas paus, kelas kakap sampai kelas teri!
Sedangkan buat masyarakat Indonesia semoga juga bebas dari penyakit K5 ini, agar kemajuan bangsa Indonesia segera tercapai dalam jangka pendek! Oke semoga kita semuanya bebas dari penyakit K5 ini, kalau tidak bisa sekaligus ya perlahan-lahan kita kikis satu demi satu penyakit tersebut, dari K1 dulu terus sampai nantinya ke K5. Atau anda mau tambahkan jenis penyakit yang lain, silahkan! Oya, solusi bebas dari penyakit K5, di mulai dari diri kita masing-masing.
Kapan mulainya? Sekarang juga, saat ini juga tak perlu di tunda-tunda untuk memberantas penyakit K5, terutama yang kurang disiplin, kudis! Karena penyakit kudis inilah yang menyebabkan ummat Islam terpuruk, tak maju-maju!
Namun yang lebih memprihatinkan adalah kuman, kurang iman, karena penyakit yang satu ini menyebabkan orang mudah bergonta-ganti agama, agama seperti pakaian yang mudah lepas dan itu memang sengaja dihembuskan oleh pihak lain dengan mengatakana “semua agama adalah sama”.
Padahal pernyataan tersebut sangat menjebak, kalau agama Islam sama dengan agama lain, buat apa ada Al qur’an, buat apa diutus nabi Muhammad SAW? Jadi hatilah-hatilah dengan penyataaan semua agama adalah sama, itu jebakan!
sumber:eramuslim
Tiada ulasan:
Catat Ulasan